Diberdayakan oleh Blogger.

Arsip Video SATRIA MAJAPAHIT - Tutur Tinular versi 1997

Dalam episode ini terdapat 05 partai tayang yang dapat saya arsipkan.
Sekedar menjadi arsib pribadi dalam blog ini sengaja saya kumpulkan beberapa koleksi video youtube tentang kisah TUTUR TINULAR versi 1997.
Mari kita simak bersama ke lima partai tayang di bawah :








Arsip Video : PRAHARA DIGUNUNG ARJUNA - Tutur Tinular 1997

Prahara Di Gunung Arjuna dalam kisah TUTUTR TINULAR berhasil saya simpan dalam blog ini, 07 partai tayang. Banyak kesan moral yang perlu di tutur dan tularkan pada kita semua.
Seiring perkembangan jaman mungkin kisah2 seperti ini hanya akan menjadi legenda, tapi mudah-mudahan dengan adanya blog semacam ini keaslian dari film kolosal TUTUR TINULAR 1997 dapat kita jaga.
Okey... langsung saja kita simak bersama :








Arsip Video PELANGI DIATAS SINGASARI - Tutur Tinular 1997

PELANGI DI ATAS SINGASARI dalam sebuah episode TUTUR TINULAR berhasil saya arsipkan 07 Part tayang yang bisa kita simak bersama dalam kisah serial sandiwara radio TUTUR TINULAR versi 1997.
Mari kita segara simak bersama ke tuju part tayang di bawah ini :








Arsip Video MAHKOTA MAJAPAHIT - versi 1997 - TUTUR TINULAR

Dalam episode kali ini ada 06 part tayang yang berhasil saya kumpulkan. Episode Mahkota Majapahit ini, merupakan salah satu alur cerita dari kisah Mahkota Mayangkara dalam sandiwara radio Tutur Tinular, okey kita simak bersama penayangannya :








Arsip Film Kolosal TUTUR TINULAR episode "Kidung Cinta Arya Kamandanu"

Halaman ini kembali saya postingkan episode "Kidung Cinta Arya Kamandanu" dalam sebuah serial sandiwara radio TUTUR TINULAR. Agar arsip dokumentasi dalam bentuk koleksi video ini tetap ada sampai pada generasi generasi yang akan datang, melihat begitu besarnya karya dari S.TIJAB.

OK. dech... mari kita simak bersama Episode Kidung Cinta Arya Kamandanu versi 1997








Jurus Pedang Naga Puspa - Arsip Dokumentasi TUTUR TINULAR 1997

Posting kali ini saya coba upload sebuah dokumentasi TUTUR TINULAR dalam episode "Jurus Pedang Naga Puspa". Dalam episode ini terdapat 05 part tayang yang dapat anda simak dalam halaman blog ini.
Oke deh.... untuk lebih jelasnya isi dalam episode ini, mari kita simak sama-sama kelima partai tayang yang sudah saya upload dalam blog.








Kidung Pamungkas



Kidung Pamungkas - Arya Dwipangga


 Syair Berdarah Arya Dwipangga
***


Jangan ada suara kalau syairku sedang bicara
  
Karena suaraku ingin memutar balik cakra dunia


Kenapa orang bijak bicara dengan jumawa

Tidak ada yang abadi di jagad raya ini

Kecuali ketidak abadian itu sendiri

Padahal duka hidupku abadi

Luka hatiku abadi

Pagi mengusir malam

Siang menghardik embun

Dan malam menelan matahari juga abadi

Dari waktu ke waktu

Sampai ratusan abad sejak alam mayapada

Digelar para dewa

Dendamku pada kamandanu juga abadi
Begitu juga dendamku pada nasib juga abadi
oooh…

Akan kutebar gelembung dendam rahwana

Menyebar keseluruh mayapada

Menutup kayangan di puncak Mahameru




Diarsipkan kembali Oleh : Goez Degleng

Syair Cinta Arya Dwipangga



Syair Cinta - Arya Dwipangga


Pelangi muncul diatas kurawan
Warnanya indah bukan buatan
Seorang gadis ternganga keheranan
Rambutnya tergerai jatuh ke pangkuan

Sekuntum cempaka sedang mekar ditaman sari desa Manguntur
Kelopaknya indah tersenyum segar
Kan kupetik cempaka itu untuk kubawa tidur malam nanti

Ku buka daun jendela dan terbayang malam yang indah di hiasi chandra kartika
Di bulan Waisya ini
Sepuluh kali aku melewati pintu rumahmu yang masih rapat terkancing dari dalam
Kapn kubuka
Wahai sang dewi puspa

Pelangi itu muncul lagi
Membuat garis melengkung ke langit tinggi
Daun ilalang diterpa angin gemerisik membangunkan tidurku dari dari mimpi buruk
Di batas tugu yang indah ini ku pahat dengan bermandikan keringat kasih
Kalau kau tatap mega yang berbunga-bunga
Disanalah aku duduk menunggu pintu maafmu terbuka

Pelangi senja mengantarkan burung-burung pulang ke sarangnya
Domba-domba pulang ke kandangnya
Tapi aku hendak kemana
Apa yang kulakukan menjadi tak berharga selama senyummu masih kau sembunyikan di balik keangkuhan hatimu

Nari Ratih.......................!
Kau adalah sebongkah batu karang
Tapi aku adalah angin yang sabar setia
Sampai langit di atas terbelah dua
Aku akan membelai namamu bagaikan bunga

Jika hari telah tidur dipangkuan malam
Kukirim bisikan hatiku ini bersama angin
Biarpun malam pucat kedinginan
Biarpun bintang merintih di langit yang jauh
Aku akan tidur dengan tenang
Sambil memeluk senyummu dalam kehangatan mimpiku

Aku berkelana mencari cinta ke desa-desa yang jauh
Akhirnya di candi walandit kupuaskan dahagaku

Syair Duka Pangeran Kegelapan


Syair Duka Pangeran Kegelapan - Arya Dwipangga


Oh betara...
Sdh sulit ku bedakan hidup dan siksa....
Setiap nafas dan langkah ku raja derita......

Oh betara....
Buka matamu dan saksikan derita ku....
Telah kau kalahkan aku dengan tangan perkasamu....
Oh betara....
Kini mimpi-mimpiku pun hitam gelap...........
Segelap bola mata ku............

Letih sudah kaki menyelusuri lembah.......
Tapi.......
Perjalanan tidak kunjung usai.......
Tidak terperih luka.......
Carut marut oleh onak duri
Oh........
Perih luka ternyata jauh lebih perih jiwa.......

Gemulung halimun menutup jalan semua jalan........
Tapi aku tetap ingin pulang..........
Dewa..............
Kembalikan masa bocahku kedalam jiwa............
Jangan peluk akhir perjalananku........
Aku masih punyak rindu...........
Yang belum pupus............
Jemariku belum lagi menyentuh bayang-bayang mimpi ku

Jagat dewa batara.........
Sejuta kutuk pasu ku tadah dengan dada terbuka........
Tapi belum juga kau satukan aku dengan anak-anakku..........
Oh...............
Hanya rindu yang meratapi dosa-dosa........
Busuk.............

Satu-satu ...........
Orok dosaku mengering sudah............
Satu-satu ...........
Bayangan masa datang terasa benderang........

Syair Pengiring Kidung Pamungkas


Syair Pengiring Kidung Pamungkas - Arya Dwipangga


Ketika kata-kata……………
Sudah tidak bisa menjawab tanya……………
Maka bahasa pedanglah yang bicara………………
Bahasa para ksatria……………
Bahwa bumi mununtut sesaji darah manusia……………
Pedang……………
Taring betarakala sedang di amuk murka……………
Amarahnya menelan rembulan jadi gerhana……………
Bumi……………
Gelap pekat menangis air mata merah……………
Gemerlap kilat pedang menusuk dunia……………
Darah mengalir dari ujung pedang kekuasaan……………
Tergelar dari ujung pedang……………
Sebagaimana derita juga tergelar dari ujung yang sama……………

Arsip "Pedang Naga Puspa" TUTUR TINULAR versi 1997











Arsib "Pertarungan di Candi Sorabhana" TUTUR TINULAR versi 1997

Kali ini saya share sebuah arsip Dokumentasi TUTUR TINULAR versi 1997 dalam episode Pertarungan di Candi Sorabhana. Dalam episode ini ada 07 part tayang yang saya upload di koleksi YouTube.
Silahkan disimak ke tuju part tayang tersebut, jangan lupa siapkan secangkir kopi dan sebungkus rokok agar suasana jadi semakin asiiik....
Monggo langsung ke TKP.









Arsip Video Senjakala di Kediri ver.1997



Arsip dokumentasi film kolosal TUTUR TINULAR episode SENJAKALA DI KEDIRI dapat anda saksikan pada blog ini. 
Dalam blog ini ada 9 partai tayang yang saya kumpulan dari beberapa sumber untuk mempermudah dalam pencarian. OK langsung saja kita simak video tayang dalam episode SENJAKALA DI KEDIRI







Arsip Video Balada Cinta Mei Shin ver.1997


Pada halaman ini saya mencoba mempostingkan sebuah dokumentasi video TUTUR TINULAR dalam episode ---"BALADA CINTA MEI SHIN"---
Dalam episode ini, ada 8 partai tayang yang dapat anda simak. OK cekidot .... tonton langsung.






Tutur Tinular - Arya Kamandanu


Benny G. Raharja, Pemeran Arya Kamandanu dalam Film Layar Lebar Tutur Tinular I (Pedang Naga Puspa) Th. 1989 dan Tutur Tinular IV (Mendung Bergulung di Atas Majapahit) Th. 1992

Hans Wanaghi, Pemeran Arya Kamandanu dalam Film Layar Lebar Tutur Tinular II (Naga Puspa Kresna) Th. 1991

Sandy Nayoan, Pemeran Arya Kamandanu dalam Film Layar Lebar Tutur Tinular III (Pendekar Syair Berdarah) Th. 1992

Anto Wijaya, Pemeran Arya Kamandanu dalam Serial Televisi Tutur Tinular Tahun 1997

Rico Verald, Pemeran Arya Kamandanu dalam Serial Televisi Tutur Tinular versi 2011 Tahun 2011
Kamandanu adalah nama seorang tokoh fiktif, tokoh utama dalam cerita sandiwara radio legendaris Tutur Tinular, sandiwara radio fenomenal yang berlatar belakang sejarah runtuhnya Kerajaan Singhasari hingga berdirinya Kerajaan Majapahit, karya S. Tidjab.

Dalam cerita sandiwara tersebut, Arya Kamandanu digambarkan sebagai sosok pemuda yang sangat mumpuni dalam olah kanuragan, pendekar pilih tanding berjiwa ksatria yang mampu menaklukkan musuh-musuhnya, pantang mundur demi membela kebenaran, namun dilain pihak ia adalah sosok pemuda yang sangat lugu, pemalu dan sulit menaklukkan hati dan perasaannya sendiri, selalu ragu-ragu dalam mengutarakan isi hatinya terhadap seorang perempuan.


KAMANDANU DAN KELUARGA

Arya Kamandanu lahir di desa kecil bernama Kurawan, putra kedua dari Mpu Hanggareksa, seorang ahli pembuat senjata kepercayaan Prabu Kertanagara, raja Kerajaan Singhasari.

Arya Kamandanu mempunyai kakak bernama Arya Dwipangga, berbeda dengan Kamandanu, Arya Dwipangga mempunyai karakter licik, ia lebih gemar terhadap olah sastra, dengan syair-syairnya inilah pada akhirnya nanti Arya Dwipangga berhasil merebut kekasih adiknya, dan karena syair-syair ini pula ia akan terkenal dan menjadi pendekar yang sakti mandraguna dengan julukan Pendekar Syair Berdarah.
Mereka berdua sejak kecil hanya dibesarkan oleh ayahnya, Mpu Hanggareksa, dibantu oleh pengasuh setianya bernama Nyi Rongkot.


Mpu gandring memiliki sahabat sekaligus murid bernama Mpu Bango (Bango Samparan ,ayah angkat Ken Arok), Mpu Bango mempunyai murid bernama Empu Sasi. Dan Empu Sasi sendiri memiliki tiga murid yaitu; Mpu Lunggah, Mpu Ranubhaya dan Mpu Hanggareksa yang merupakan ayah Arya Kamandanu.

Arya Kamandanu sendiri mampu menguasai olah kanuragan karena mendapat bimbingan dari saudara seperguruan ayahnya yang bernama Mpu Ranubhaya. Sebelum kedatangan Kamandanu, Mpu Ranubhaya hanya mempunyai seorang murid bernama Wirot.

Di dalam sebuah goa yang terletak di pinggiran bukit Desa Kurawan, Arya Kamandanu bersama Wirot digembleng olah ilmu kanuragan oleh Mpu Ranubhaya. Selama beberapa hari Arya Kamandanu akhirnya berhasil menguasai Aji Saepi Angin, sebuah ilmu kanuragan untuk meringankan tubuh, yang mampu membuatnya lari melesat bagaikan terbang. Kamandanu juga berhasil menguasai pukulan dua belas jurus sampai tahap ke tiga dimana pukulan ini lebih populer dengan nama Jurus Naga Puspa , yang pada akhirnya nanti mampu disempurnakan sampai tingkat Akhir oleh bantuan saudara seperguruan ayahnya yang lain bernama Mpu Lunggah.

Tutur Tinular - Kidung Pamungkas Arya Dwipangga


 Syair Berdarah Arya Dwipangga
***

Arsip Video Ayu Wandira - Tutur Tinular versi 1997



Pada kesempatan ini saya coba postingkan kisah TUTUR TINULAR episode Ayu Wandira. Oke dech gak perlu panjang lebar menjelaskan siapa itu Ayu Wandira, kita langsung aja Play video Ayu Wandira Bagian 01 sampai dengan Bagian O8, yach... sangat jarang ya... sebuah blog nunjukin urutan clip video spt ini.... he..he...
Yang bikin aja sempet muter, muter urutinnya ......





Ayu Wandira 01


 

Tutur Tinular - Versi 1997



Tutur Tinular adalah judul sebuah sandiwara radio yang sangat legendaris karya S. Tidjab. Kisah ini menceritakan tentang perjalanan hidup dan pencarian jati diri seorang pendekar yang berjiwa ksatria bernama Arya Kamandanu akan keagungan Tuhan Yang Maha Esa, suatu kisah dengan latar belakang sejarah runtuhnya Kerajaan Singhasari dan berdirinya Kerajaan Majapahit.
 

Sandiwara radio ini pertama kali mulai disiarkan pada 1 Januari 1989 dan dipancarluaskan lebih dari 512 stasiun radio di seluruh Indonesia, yang tergabung dalam Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia PRSSNI. Pada tahun 2002, Sandiwara radio Tutur Tinular disiarkan ulang di salah satu radio yang ada di Kota Yogyakarta, yaitu Radio MBS FM Jogja. Tidak hanya itu, bahkan hingga pada bulan Januari 2012, tercatat masih ada beberapa stasiun radio yang menyiarkannya kembali seperti 103,3 FM Radio Karimata, Pamekasan, Madura; 95.6 FMRadio Bintang Tenggara, Banyuwangi; dan 95,2 FM Radio Oisvira, Sumbawa. Disamping itu, beberapa situs online juga masih ada yang memperdengarkan sandiwara radio ini secara live streaming, salah satunya di Radio Streaming Asdisuara Jakarta, milik Asdi Suhastra, yaitu pada pukul 22.00 WIB 
Tutur Tinular sendiri berasal dari bahasa Jawa yang berarti "Nasihat atau Petuah yang disebarluaskan".